Gibran Pradikta adalah siswa SMP kelas 9 dan berasal dari keluarga yang kurang mampu. Gibran memiliki 2 teman perempuan yaitu Lilly dan Amora. Mereka sudah berteman sejak kecil. Di kelasnya, Gibran merupakan siswa pendiam, hal itu terkadang membuatnya sering dijauhi oleh teman-temannya. Tapi, beruntungnya dia memiliki teman seperti Lilly dan Amora yang senantiasa membela dan menemaninya saat senang maupun susah.
Suatu hari saat pulang sekolah, Gibran, Lilly, dan Amora melewati sebuah gang jalan dan melihat segerombolan geng dari SMK. Mereka bertiga panik dan bingung apa yang akan mereka lakukan. Beberapa dari mereka mendekati Gibran dan teman-temannya dan bertanya "Kalian bertiga kesini mau ngapain? ". Lalu Amora menyaut "Kami gaada niat buruk kok kak, kami cuma mau lewat saja". Para anggota geng tersebut menyeringai dan salah satu anggota dari mereka melihat ke arah sepatu Gibran dan berkata "Dek, itu sepatu kamu kok bagus banget, beli dimana? Di tempat pembuangan sampah ya?" Lalu semua anggota geng tersebut tertawa "HAHHAHAHAA!! ".
Perkataan tadi sangat menusuk hati Gibran, dan membuatnya terdiam. Sepatu itu dibeli waktu ia kelas 4 SD. Walaupun sepatunya sudah mulai tidak muat, tetapi Gibran masih memakainya dengan alasan Gibran tidak ingin merepotkan kedua orang tuanya. Karena menurut Gibran, jangankan beli sepatu baru, untuk makan sehari-hari aja susah.
Lilly dan Amora juga hanya terdiam, mereka tidak berani membalas perkataan tadi. Kemudian Lilly berkata " Yaudah kak kami mau pulang dulu, izin lewat, permisiii...". Akhirnya mereka bisa terhindar dari geng kakak-kakak SMK tadi.
Lalu Amora mencoba menenangkan pikiran Gibran dengan berkata "Gibran, perkataan kakak SMK tadi gausah kamu masukin ke hati ya, anggap aja angin lewat". Gibran hanya tersenyum dan kemudian Gibran izin pulang lewat jalan lain. Lilly dan Amora sangat paham dengan perasaan Gibran. Di tengah perjalanan Lilly dan Amora mempunyai ide cemerlang, yaitu ingin membelikan sepatu baru untuk Gibran.
Dua hari setelah peristiwa itu, Lilly dan Amora datang ke rumah Gibran dengan membawakan sepatu baru untuknya. Gibran terkejut dan berterimakasih kepada kedua temannya itu. Gibran sangat bersyukur memiliki teman yang super baik dan pengertian seperti mereka.
0 komentar:
Posting Komentar